Wednesday, February 25, 2015

HECTICNYA MAU BERLIBUR KE BRUNEI

Tiket pesawat sekali jalan ke Brunei tertanggal 26 April 2014 sudah saya kantongi hampir setahun yang lalu. Tapi hingga 2 minggu menjelang keberangkatan saya masih memegang surat cuti yang belum ditandatangani oleh si boss. Dampaknya?! Saya belum bisa beli tiket pulang.. *manyun*
10 hari sebelum keberangkatan

Entah habis kejatuhan durian runtuh darimana, tiba-tiba team marketing di kantor saya memutuskan dalam tempo sesingkat-singkatnya bahwa akan diadakan talkshow di luar studio kantor dengan narasumber utama para gubernur/walikota/bupati se-Indonesia. Target untuk project ini adalah 50 episode yang akan dimulai pada tanggal 21 april 2014, setiap hari 2 episode dan seluruh crew wajib ada di tempat pukul 5 pagi.

Saya?? Santai saja mendengarnya karena 2 minggu yang lalu saya sudah memberikan pengumuman akan cuti selama 1 minggu, mulai tanggal 28 april. Lagipula setelah melihat susunan crew talkshow, nama saya tidak tercantum disana.. Jadi santai-santai di kantor sambil main game. *magabut mode ON*


7 hari menjelang keberangkatan

Tepatnya hari sabtu, tgl 19 april jam 10 malam saya dapat sms dari bos yang mengatakan saya wajib datang di rapat project talkshow besok, hari minggu jam 10 pagi.. Hmm .. Ada apakah ini?!

6 hari menjelang keberangkatan

Hari minggu pagi jam 10 pagi saya sudah duduk santai di ruang rapat kantor. Masih berpikir positif mungkin saya harus menggantikan tugas seseorang hari Senin nanti jadi harus ikut rapat hari ini.
Entah habis kena angin ribut dimana, tiba-tiba saat pembagian tugas crew tetap ternyata nama saya sudah tercantum di bagian riset dan creative. Apaa!!! *shock mode ON* serius tuh nama saya ada di papan??? *ngucek-ngucek mata*

Hmm.. baiklah. Berpikir positif lagi, bagian riset dan nulis naskah bisa dikerjakan dimana saja. Pulang ke rumah walau masih manyun. Jam 21.00 malam tiba-tiba dapat sms lagi kalau besok pagi saya tidak perlu datang ke tempat talkshow karena saya dapat tugas baru untuk liputan otonomi daerah di Kemendagri besok pagi. *derita jurnalis, jadwal liputan bisa berubah drastis tanpa sebab*

Panik tingkat dewa karena semua kamera di kantor sudah dibooking dan diplot untuk talkshow dan liputan lainnya. Bolak-balik sms teknisi minta rental satu kamera lg krn ini liputan wajib karena harus Wawancara dengan salah satu menteri.. Akhirnya setelah 3 jam berjibaku mengirimkan sms untuk beberapa orang, fix ada satu kamera buat saya. Hadeuhh.. !! Hari yang melelahkan.

5 hari menjelang keberangkatan

Bangun jam 4 pagi karena harus menuju ke kantor di daerah Palmerah yang rawan macet. Secara tidak ingin telat, saya pun meminjam motor adik saya dan berangkat menuju kantor pukul 05.30.

Lagi apes karena tidak hati-hati mengemudikan motor, 3 km dr rumah saya menyerempet mobil dan jatuh dengan suksesnya di jalanan. Huah!! Sakit!! Mana kaki kiri saya sempat ketiban body motor pula.. untung tidak sampai terkilir. Untung pemilik mobil yang saya serempet mau memaafkan saya dan tidak menuntut ganti rugi atas sedikit goresan di bodi mobilnya dan copotnya penutup velg ban mobilnya. Terima kasih ya!!

Masih dalam keadaan shock dan gemetaran saya tetap jalan dan tancap gas ke kantor, tidak ada waktu untuk menenangkan diri, harus sampai kantor sesegera mungkin. Sampai di kantor pukul 08.00 ternyata orang yang memegang kunci ruang kamera belum datang. Dia masih di jalanan di daerah pancoran. Jderrr!! Mau sampai kantor jam berapa ini?? Saya liputan jam 10 woy..

Akhirnya setelah menunggu sekitar 1 jam, orang yang dinanti akhirnya pun datang. Langsung tancap gas ke kantor kementerian di jalan Medan Merdeka itu. Ternyata, disana saya harus menunggu lebih dari 6 jam demi wawancara sekitar 45 menit. Hadeuhh!! Luar binasa jam karetnya.

4 hari menjelang keberangkatan 

Ternyata meski nama saya tercantum sebagai team riset dan creative, saya tetap harus standby di tempat syuting di kawasan Kebon Sirih ini. Hadeuhhh. Jam 5 pagi saya sudah berada dalam Commuter Line demi menunaikan tugas negara nan mulia itu. Hehehehe.. BTW. Surat cuti masih teronggok di dalam tas euy. *Nangis sambil garuk-garuk tembok gedung orang*

3 hari menjelang keberangkatan

Hari ini saya ditugaskan untuk meliput sebuah acara Kementerian di sebuah hotel di jalan Sudirman, Jakarta, sendirian!! *single fighter ceritanya hari ini* Wartawan liputan sendirian kan biasa, bukan? Tentu saja tidak, karena saya wartawan TV. Itu artinya saya harus membawa kamera dan tripod yang beratnya hampir 10 kg sendirian. *Mari singsingkan lengan baju*

Baru sampai di TKP, saya mencoba menghubungi salah satu awak marketing yang 'katanya' akan membantu proses peliputan karena merupakan bagian dari kerja sama. Begitu telepon tersambung, jawaban yang saya terima saat menanyakan keberadaannya bikin pengen nelen orang hidup-hidup. jawabannya: "Saya lagi di Jayapura, nih baru mendarat pesawatnya, ada apa ya?"

Ehhh Hellloww... Di sini bukannya acara situ??? Kenapa situ bisa sampai ada di sana??? Saya kan ditugaskan di sini sendirian karena perkiraan si boss situ bakalan ada disini buat membantu saya!!! *Emosi tingkat dewa* Langsung laporan sama si boss yang juga kaget ketika tahu keberadaan orang marketing satu itu. Hadeuhh!! Akhirnya setelah bolak-balik koordinasi, liputan tetap harus dijalankan semaksimal mungkin dengan beberapa target wawancara.

Usai pekerjaan kelar dan pulang kantor, waktu sudah menunjukkan jam 11 malam! *kasur mana kasur*

2 hari menjelang keberangkatan.

Hari ini masuk kantor sambil harap-harap cemas melihat mood produser. Sambil tetap riset mengenai potensi daerah untuk jadwal syuting 1 minggu ke depan, saya hanya bisa bolak-balik melirik ke meja boss sambil mengerutu dalam hati. Argghh!! cuti saya apa kabar ini???? *Nelen PC kantor*

Setelah beberapa saat meninjau dengan seksama mood boss hari ini, dengan langkah pelan namun tegang, saya pun beranjak menuju meja si boss sambil menggenggam surat cuti dan sekelumit perbincangan pun terjadi.

Saya : "Boss, Permisi, Saya kan sudah bilang sejak bulan lalu kalau saya mau cuti, bisa surat cutinya ditanda-tangani???"
Boss: "Ohh.. iya sih, saya memang ingat kamu mau cuti ya. Makanya saya sempat bingung mau masukin kamu ke team talkshow kemarin. Mulai kapan cutinya?"
Saya: "Tanggal 28 april, hari senin sih, tapi pesawat saya berangkat hari sabtu pagi tanggal 26 april weekend ini"
Boss: "Emang kamu mau kemana?"
Saya : "Nengok saudara dan ponakan, di Kota Kinabalu, Malaysia" (Sumpah ini beneran, setelah dari Brunei saya akan ke KK untuk menengok keluarga disana)
Boss : "Jauh aja tuh ponakannya"
Saya : " Iya, soalnya di Indonesia saya tidak punya ponakan, sepupu belum ada yang married disini. Kalau di Kinabalu saya punya 2 ponakan"
Boss : "Ohh.. Terus riset daerah kamu sudah sampai mana?
Saya : "Saat ini sudah sampai untuk tanggal 30 april, sudah termasuk dokumentasi foto dan video. mudah-mudahan sore ini bisa kelar untuk syuting sampai tanggal 2 Mei."
Boss: "Hmm.. Ok baiklah! Tanda tangannya disini ya?! *sambil nunjuk kolom atasan lalu menanda tanganinya*

Yeayyy!!!! Cuti saya diterima saudara-saudara!!! *sorak-sorak bergembira dengan senyum selebar mungkin*

Boss: "Oh ya, naskah kementerian yang kemarin 30 menit tolong segera dibuat juga ya, sebelum kamu berangkat"
Saya: "Siap bos!!"
Dan hari ini pun saya dengan senang hati bekerja hingga jam 10 malam.

1 hari (24 jam) menjelang keberangkatan

Bangun jam 7 pagi, Hari ini bisa bangun lebih siang dari biasanya karena jadwal liputan siang hari ini. Ahh indahnya hari ini. Lalalalala.. *joget-joget sambil nyanyi di kamar mandi* *nyeduh kopi* *nonton TV*

19 Jam menjelang keberangkatan

Sudah standby di kantor demi liputan di seminar di sebuah hotel di Jakarta. Sambil liputan, hitung-hitungan waktu untuk persiapan ke Brunei segera dilakukan. Pulang liputan sekitar jam 5 sore, bikin laporan sampe jam 8 malam, paling telat jam 10 malam sudah di rumah buat packing barang dan paling telat jam 11 malam sudah tidur. Oke sip lah! Rencana hari ini tampaknya akan berjalan mulus.

14 Jam menjelang keberangkatan

Pukul 17.00 wib, tiba di kantor dan boss minta untuk menemani editor mereview gambar dengan pesan "Jangan pulang dulu sebelum preview kelar ya," Oke lah siap bos. Begitu naskah dan bahan editan preview kelar, segera angkat tas siap-siap mau balik.

Tak dinyana, datang pesan terbaru dari si boss "Endah, kamu masih di kantor? Tolong bikin naskah untuk daerah X dan daerah Y buat hari Senin ya, Soalnya ada perubahan mendadak dan anak riset yang lain sudah pada pulang" Haiss! Baiklah!! *mari singsingkan lengan baju*

10 Jam sebelum keberangkatan

 Pukul 21.00 WIB, naskah sudah kelar dan dikirim ke Boss. Asyik, Mari kita pulang! Sayangnya rasa senang itu hanya bertahan 5 menit karena kemudian satu pesan kembali masuk yang berbunyi, "Endah, Naskah sudah saya revisi, tolong kamu cek video dan pastikan timecode wawancara sesuai dengan yang saya minta ya, itu sudah ada panduannya."

Saya kemudian melihat isi revisian naskah yang ternyata tidak ada timecode wawancaranya. Ini mah wajib transkrip wawancara demi menemukan timecode sesuai dengan isi naskah. FYI. Transkrip wawancara TV itu salah satu kegiatan paling menyita waktu dalam proses pembuatan naskah karena kita harus tahu dari detik ke berapa sampai detik ke berapa si narsum berbicara tentang apa. Kalau wawancaranya cuma 15 menitan mah tidak masalah, ini wawancara 2,5 jam woyyy...
*mendadak nangis di pojokan kantor*

5 jam sebelum keberangkatan 

Pukul 02.00 WIB dan saya masih terdampar di kantor Utan Kayu, depan komputer, mengedit naskah sambil nyaris nangis. Astagfirulloh!! Pukul 07.30 nanti pesawat saya akan berangkat dan jam segini masih di kantor??? Harusnya saya segera pulang karena belum packing sama sekali. Somebody help me, pleaseeee!!! *Nangis mode ON*

4 jam sebelum keberangkatan

Tepat pukul 03.00 WIB naskah hasil revisi sudah dikirim ke si Boss. Saat ini saya sudah pasrah luar dalam, jiwa dan mental. Saya berencana akan tetap ke bandara secepat mungkin untuk mengejar peasawat. Jika tertinggal, ya berarti pulang ke rumah untuk tidur mengumpulkan energi.

Soal cuti 5 hari yang sudah ditangan?? Nanti saja mikirnya kalau sudah bangun tidur usai ketinggalan pesawat. Setelah memastikan semua tugas selesai, saya langsung pulang dengan menggunakan taksi. Jarang-jarang lho saya pulang pakai taksi, Biasanya mau pulang jam berapa pun saya akan tetap memilih angkot, metromini bahkan omprengan.

3 jam sebelum keberangkatan

Tepat pukul 04.00 sampai di rumah di kawasan Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Mau langsung packing, kepala masih pusing karena sudah 20 jam tidak tidur. Hmm.. Secangkir kopi dan nonton TV selama 15 menit pun harus dilakukan demi tingkat kewarasan yang sudah mulai melewati ambang batas. *berasa jadi zombie saat itu* Setelah itu, 15 menit berikutnya pun segera packing barang. Cek dan ricek dokumen, paspor, uang tunai, tiket pesawat dan online check in boarding pass. Sipp!! Mari kita berangkat ke bandara!

Pukul 04.45 WIB bis damri menuju bandara pun meluncur dari terminal Pasar Minggu dan sekitar pukul 05.30, saya pun tiba di terminal 3 bandara Soekarno-Hatta. Secara saya sudah melakukan online check in dan memegang boarding pass, saya pun bisa langsung menuju meja imigrasi yang ternyata sudah memiliki antrian yang mengular.

2 Jam sebelum keberangkatan

Harap-harap cemas saat menyerahkan boarding pass dan paspor ke meja imigrasi. Saat melihat paspor saya dicap dan dikembalikan beserta boarding pass, rasanya itu pengen loncat-loncat sekaligus joget-joget saking senangnya. Yeay!!!! Libur telah tiba.. libur telah tiba.. Hore.. Hore.. Hore!!!
Akhirnya berangkat jugaaaa.. 
Langsung duduk di ruang tunggu dengan senyum yang terkembang. Ahhh!! rasanya saya bisa segera melupakan pekerjaan selama lebih dari 18 jam hari ini. Senangnya bisa segera ke Brunei!!

 30 menit sebelum keberangkatan

Arghhhh!!! Lupa!!!! Belum tukar uang!!!
Saking banyaknya kerjaan hari ini, saya cuma bisa berpikir untuk sampai di bandara saja. Ahhh sudahlah.. nanti tukar uangnya di bandara Brunei saja, kalau diizinkan masuk sama imigrasi sana. Untuk saat ini biarkan saya menikmati terbang menuju negara tetangga saja lahh.. Apapun yang nanti terjadi disana, biarkanlah Allah SWT yang mengatur sajalah, saya sudah terlalu lelah untuk berpikir yang lainnya.

Berang-berang bawa kancut lah, berangcut lahhhh!!
Begitu tiba di bandara Brunei dan segera menuju hotel, hal yang pertama yang saya lakukan adalah TIDUR, saudara-saudara. Hahahahaha. Ahhh.. hari yang melelahkan. Jalan-jalannya besok saja ya.. (EKW)

6 comments:

  1. Derita sesama jurnalis. mari lakukan gerakan senyum dumang :)

    ReplyDelete
  2. hahaha, kece juga ni jurnalis.
    gue juga pingin ke brunei jadinya. gue punya paspor tapi nggak pernah digunain... :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. terima kasih mas Jeverson...

      main-mainlah ke negara tetangga, seru lho.. hehehehe..

      Delete
  3. Kalau dari bandara brunei ada bayar boarding pass jg kaka? Mohon infonya,

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah kalau soal boarding pass bandara Brunei terus terang saya kurang tahu karena saya pulang ke Indonesia lewat Kota Kinabalu, Malaysia.
      Hasil browsing kilat sih bandara Brunei sampai tahun lalu (2014) masih mengenakan tarif untuk boarding pass sebesar 12 Dollar Brunei.

      Delete

Popular Posts